Yogyakarta
- Gerakan
Nasional 1000 Startup hadir di Yogyakarta pada tanggal 13 Agustus 2016. Acara
ini merupakan tahap paling awal yaitu Ignition
yang sukses diselenggarakan di Graha Sabha Pramana UGM. Ignition merupakan sebuah seminar untuk membuat pola pikir yang
tepat untuk membuat startup yang
dapat menyelesaikan masalah dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Acara
ini dibuka oleh Rubby Emir (CEO Kerjabilitas) menjelaskan bahwa Ignition merupakan pemantik semangat
untuk startup founder. Seorang founder harus menemukan passion, karena
dari passion menunjukkan hal yang disukai dan diharapkan dapat membuahkan
sebuah karya.
Sesi pertama bertema “Building Startup Ecosystem
Through Colaboation”.
Panelis sesi ini adalah Menkominfo Bapak Rudiantara dan Bapak Paripurna Sugarda
“Wakil Rektor bidang Kerjasama dan alumni UGM” dan dimoderatori oleh M.Aditya
(CEO Gamatechno). Sesi ini menjelaskan bahwa sebuah startup bukan sekedar
membuat produk saja tapi juga harus memikirkan dengan detail siapa penggunanya dan
didaftarkan secara legal."Lebih baik minta maaf dari pada minta ijin"
kalimat itu diucapkan oleh Bapak Menkominfo. Disini para founder tidak perlu
khawatir terganjal regulasi dalam membangun startup.
Sesi kedua adalah “Art of Enterpreneurship”. Sebagai panelis Noor Arief
President Director Dagadu yang dimoderatori Bramasta Cofounder UniteUX
memberikan gambaran bagaimana sikap founder dalam membangun startup. Menguasai
persoalan menjadi dasar untuk memecahkan masalah. Founder harus yakin kalau
dirinya menjalankan bisnis startup dengan penuh passion dan memiliki keahlian
dibidangnya, dengan begitu startup yang dibangun bisa memberikan nilai lebih.
“Building the Startup Mindset” sesi ini diiisi oleh panelis Muhammad
Guffron Mustaqim (VP Operation Salestock), Andreas Aditya Swasti (CEO
Nebengers), Afif Aditya Kresna (Srengenge), dan dimoderatori Fahri BF
(Onebitmedia). Dalam sesi ketiga ini dijelaskan bahwa menjadi seorang Founder
harus bisa menujukkan secara nyata potensi startup yang sedang dijalankan. Bukan
hanya berdasar pada asumsi tetapi harus menggunakan data.
“Dont Start a Business, Solve a Problem” Pembicara dalam sesi keempat ini
adalah Seto Lareno (Gojek). Dia memaparkan seorang founder harus paham dan peka
terhadap permasalahan mendasar yang sering terjadi di lingkungan. Dengan
pemikiran yang berkembang founder tidak takut untuk menerima kegagalan, karena
dari kegagalan founder akan belajar dan berlatih untuk lebih memperhatikan
situasi.
“Empowering Communities to Grow The Ecosystem” Sesi ini dimoderatori oleh
Igranegara (creative media) dengan Kristupa Saragih (Fotografer.net) sebagai
panelis. Iseng, jujur, passion, terbuka, dan adil adalah kata kunci di sesi ini
bahwa dalam penyelesaian masalah harus berdasarkan pada komunitas sehingga
dapat sesuai dengan kebutuhan dalam komunitasnya. Pada akhirnya ide harus
simpel dan memiliki nilai untuk pengguna.
Sesi Penutup “The Next Generation of Bloggers” Pembicara dalam sesi ini adalah
Afit Husni (Ngonoocom), Nendra Rengganis (Hipwee), Phutut EA (Mojok) yang
dimoderatori oleh Agung (Krjogjadotcom). Dalam sesi ini dijelaskan bahwa untuk
membuat sesuatu harus diminati dan dibutuhkan, serta mempertimbangkan
segmentasi pasar yang akan dituju agar lebih spesifik dan mudah diterima.
Mengadaptasi adalah hal biasa, asalkan dilakukan dengan kreasi, inovasi, dan
sesuai dengan passion. Jangan takut sama haters karena haters akan ikut membesarkan nama startup juga.